Rabu, 09 Juli 2014
Informasi Unik Pelatihan Aplinet :D
Informasi unik :D
Saya mendapatkan banyak informasi tentang pelatihan ini yang saya dapatkan . saya mengetahui banyak tentang ini semua . mendapatkan wawasan yang begitu luas serta menambah ilmu . Dalam pelatihan ini saya mendapatkan tugas-tugas yang harus di kerjakan dengan cepat dan teliti .Dan dimana saya harus mendapatkan nilai baik di sertifikat Aplinet ini . Amin . cc : digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Perkembangan atau kemajuan tekhnologi
Perkembangan dan kemajuan teknologi
Perkembangan yang terjadi terhadap telepon genggam juga semakin mempermudah komunikasi melalui sosial media maupun internet. Hanya dari sebuah handphone kita bisa mendapatkan begitu banyak informasi secara singkat. Smartphone , itulah sebutan untuk handphone canggih yang dapat berfungsi hampir sama dengan sebuah computer jinjing atau laptop namun berukuran jauh lebih kecil. Bila dilihat dari sudut pandang ini, kemajuan teknologi memberikan kita kesempatan untuk hidup secara lebih mudah. Hal tersebut merupakan kemudahan untuk mendapatkan atau juga menyebarkan informasi yang diinginkan.
Perkembangan teknologi pada masa kini yang terus berkembang, sehingga membuat Internet serta banyak sosial media juga semakin berkembang. Walaupun belum ke seluruh bagian Indonesia, namun hal-hal berbau kemajuan teknologi tersebut telah tersebar ke hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kebanyakan orang yang mengakses internet atupun sosial media di Indonesia ini adalah mereka yang menggunakan handphone. Kini terasa seperti tidak ada batasan dengan orang lain meski mereka berjarak ratusan ribu kilometer dari lokasi seseorang. Hal itu terjadi karena kemajuan di teknologi masa kini. Bahkan bisa dibilang di era ini bila seseorang tidak menggunakan teknologi-teknologi tersebut, orang tersebut tidak dapat diterima dengan baik di lingkungannya (contoh: dalam pekerjaan, beberapa perusahaan memiliki syarat khusus mengenai kemampuan menggunakan berbagai teknologi). Kemajuan teknologi dalam berkomunikasi massa ini telah membawa banyak dampak serta perubahan dalam masyarakat.cc :digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Sumber : http://afriannadwi.blogspot.com
Pilihan Jurusanku Fisioterapi
Saya memilih jurusan Fisioterapi
disini saya akan menjelaskan tentang pilihan saya memilih jurusan Fisioterapi di Universitas muhammadiyah malang .
Saya memilih ini karna saya mencari tau tentang apa itu fisioterapi dan saya tertarik untuk menjadi seorang ahli fisioterapi .Perkembangan Fisioterapi ini masih langka dan hanya beberapa universitas yang ada jurusan Fisioterapi.
Fisioterapi juga sangat di butuhkan di berbagai macam instanlasi-instalansi. cintohnya saja di Rumah Sakit banyak yang membutuhkan seorang ahli fisioterapi .
keunggulan dalam fisioterapi adalah menganalisa masalah dan dalam mendesign program terapi dengan teknik-teknik khusus yang selama ini telah terbukti membantu pasien-pasien dan juga sudah menjalani training teknik teknik khusus setelah menyelesaikan pendidikan fisioterapi di universitas. cc :digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Ini dia seorang Fisioterapi :
Sejarah Singkat Tentang Universitas Muhammadiyah malang
Sejarah Singkat UMM
Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa
tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Malang. Pada awal
berdirinya Universitas Muhammadiyah Malang merupakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta,
yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta
dengan Akte Notaris R. Sihojo Wongsowidjojo di Jakarta No. 71 tang-gal
19 Juni 1963.
Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1) Fakultas Ekonomi, (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966.
Pada
tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi
universitas yang berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah
Jakarta), yang penyelenggaraannya berada di tangan Yayasan Perguruan
Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2
tertanggal 1 Juli 1968. Pada perkembangan berikutnya akte ini kemudian
diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No. 7 Tanggal 6 Juni
1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No. 026
tanggal 24 November 1988 dan didaftar pada Pengadilan Malang Negeri No.
88/PP/YYS/ XI/ 1988 tanggal 28 November 1988.
Pada
tahun 1968, Universitas Muhammadiyah Malang menambah fakultas baru,
yaitu Fakultas Kesejahteraan Sosial yang merupakan fi‘lial dari Fakultas
Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan demikian,
pada saat itu Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki empat
fakultas. Selain itu, FKIP Jurusan Pendidikan Agama mendaftarkan diri
sebagai Fakultas Agama yang berada dalam naungan Departemen Agama dengan
nama Fakultas Tarbiyah.
Pada
tahun 1970 Fakultas Tarbiyah ini mendapatkan status yang sama dengan
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN), dengan Surat Keputusan
Menteri Agama Nomor 50 Tahun 1970. Pada tahun ini pula Fakultas
Kesejahteraan Sosial mengubah namanya menjadi Fakultas Ilmu Sosial
dengan Jurusan Kesejahteraan Sosial. Kemudian pada tahun 1975 Fakultas
ini resmi berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah
Jakarta) dengan Surat Keputusan Terdaftar Nomor 022 A/1/1975 tanggal 16
April 1975.
Fakultas yang kemudian ditambahkan adalah Fakultas Teknik, yaitu pada tahun 1977. Pada tahun 1980 dibuka pula Fakultas Pertanian, kemudian menyusul Fakultas Peternakan.
Antara tahun 1983 sampai dengan 1993, ditambahkan jurusan-jurusan baru
dan ditingkatkan status jurusan-jurusan yang suudah ada. Yang terakhir,
pada tahun 1993 Universitas Muhammadiyah Malang membuka Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen dan Magister Sosiologi Pedesaan
.
Sampai
tahun akademik 1994/1995 ini, Universitas Muhammadiyah Malang telah
memiliki 9 fakultas dan 25 jurusan/program studi tingkat strata Si, dua
program studi strata-S2, dan satu akademi /strata-D3 Keperawatan.
Pada
rentang tiga puluh tahun perjalanan UMM ini (1964- 1994), perkembangan
yang paling berarti dimulai pada tahun 1983-an. Sejak saat itu dan
seterusnya UMM mencatat perkembangan yang sangat mengesankan, balk dalam
bidang peningkatan status Jurusan, dalam pembenahan administrasi,
penambahan sarana dan fasilitas kampus, maupun penambahan dan
peningkatan kualitas tenaga pengelolanya (administrasi dan akademik).
Tahun 2009, UMM menggabungkan Fakultas Pertanian dan Fakultas
Peternakan-Perikanan menjadi Fakultas Pertanian dan Peternakan agar sesuai dengan konsorsium Ilmu-ilmu Pertanian.
Dalam bidang sarana fisik dan fasilitas akademik, kini telah tersedia tiga buah kampus: Kampus I di Jalan Bandung No. 1, Kampus II di Jalan Bendungan Sutami No. 188a, dan Kampus III (Kampus
Terpadu) di Jalan Raya Tlogo Mas. Dalam bidang peningkatan kuantitas
dan kualitas tenaga akademik, telah dilakukan (1) rekruitmen dosen-dosen
muda yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di pulau
Jawa, (2) Peningkatan kualitas para dosen dengan mengirim mereka untuk
studi lanjut (S2 dan S3) di dalam maupun di luar negeri.
Berkat
perjuangan yang tidak mengenal berhenti ini, maka kini Universitas
Muhammadiyah Malang sudah menjelma ke arah perguruan tinggi alternatif.
Hal ini sudah diakui pula oleh Koordinator Kopertis Wilayah VII yang
pada pidato resminya pada wisuda sarjana Universitas Muhammadiyah
Malang tanggal 11 Juli 1992, mengemukakan bahwa UMM tergolong perguruan
tinggi yang besar dan berprospek untuk menjadi perguruan tinggi masa
depan.
Dengan
kondisi yang terus ditingkatkan, kini Universitas Muhammadiyah Malang
dengan bangga tetapi rendah hati siap menyongsong masa depan, untuk ikut
serta dalam tugas bersama "mencerdaskan kehidupan bangsa" dan
"membangun manusia Indonesia seutuhnya" dalam menuju menjadi bangsa
Indonesia yang bermartabat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia.cc :digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.comSumber : http://www.umm.ac.id/id/page/01020602/sejarah-singkat-umm.html
Tentang Budaya , Ciri Khas dan makanan di Madura Jawa Timur
Tentang Budaya , Ciri Khas dan Makanan di Madura
Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa.
Jembatan Nasional Suramadu merupakan pintu masuk utama menuju Madura, selain itu untuk menuju pulau ini bisa dilalui dari jalur laut ataupun melalui jalur udara. Untuk jalur laut, bisa dilalui dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya menuju Pelabuhan Kamal di bangkalan, Selain itu juga bisa dilalui dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Pelabuhan Kalianget di Sumenep, ujung timur Madura.
Pulau Madura bentuknya seakan mirip badan Sapi, terdiri dari empat Kabupaten, yaitu : Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Madura, Pulau dengan sejarahnya yang panjang, tercermin dari budaya dan keseniannya dengan pengaruh islamnya yang kuat.
Pulau Madura didiami oleh suku Madura yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan, masyarakat Madura juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja keras (abhantal omba’ asapo’ angen). Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan masyarakat Madura, mereka memiliki sebuah falsafah: katembheng pote mata, angok pote tolang. Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura.
KEBUDAYAAN MASYARAKAT MADURA DENGAN CIRI KHAS YANG DIMILIKINYA
digilib.umm.ac.id Kebudayaan adalah seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanakan oleh para anggotanya, melahirkan perilaku yang oleh para anggotanya dipandang layak dan dapat diterima.Kebudayaan terdiri dari nilai-nilai, kepercayaan, dan persepsi abstrak tentang jagat raya yang berada di balik perilaku manusia, dan yang tercermin dalam perilaku. Semua itu adalah milik bersama para anggota masyrakat, dan apabila orang berbuat sesuai dengan itu, maka perilaku mereka dianggap dapat diterima di dalam masyarakat.
Kebudayaan dipelajari melalui sarana bahasa, bukan diwariskan secara biologis, dan unsur-unsur kebudayaan berfungsi sebagai suatu keseluruhan yang terpadu.
Dari definisi diatas masyarakat Madura memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat-masyarakat pada umumnya (masyarakat di luar Pulau Madura), meskipun Madura masih berada di wilayah Indonesia tapi karena factor letak membuat kebudayaan-kebudayaan di Indonesia berbeda-beda, dari satu daerah-ke daerah lain pasti memiliki perbedaan kebudayaan.
Untuk kebudayaan masyarakat Madura sendir berbeda dengan kebudayaan masyarakat lainnya, termasuk dengan kebudayaan Jawa Timur (Surabaya, Malang dll) meskipun Madura masih satu provinsi dengan mereka. Masyarakat Madura memiliki corak, karakter dan sifat yang berbeda dengan masyarakat Jawa. Masyarakatnya yang santun, membuat masyarakat Madura disegani, dihormati bahkan “ditakuti” oleh masyarakat yang lain.
Kebaikan yang diperoleh oleh masyarakat atau orang Madura akan dibalas dengan serupa atau lebih baik. Namun, jika dia disakiti atau diinjak harga dirinya, tidak menutp kemungkinan mereka akan membalas dengan yang lebih kejam. Banyak orang yang berpendapat bahwa masyarakat Madura itu unik, estetis dan agamis. Dapat dibuktikan dengan banyaknya masjid-masjid megah berdiri di Madura dan tidak hanya itu saja, kebanyakan masyarakat Madura termasuk penganut agama Islam yang tekun, ditambah lagi mereka juga berusaha menyisihkan uangnya untuk naik haji. Dari hal tersebut tidak salah kalau masyarakat Madura juda dikenal sebagai masyarakat santri yang sopan tutur katanya dan kepribadiannya.cc : digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Sumber : http://chepoetbeudt08.wordpress.com/sejarah-kesenian-indonesia/antropologi/
Kebudayaan Madura Jawa Timur
KEBUDAYAAN MADURA
Kebudayaan Madura
Madura memiliki kekayaan kesenian tradisional yang amat banyak,
beragam dan amat bernilai. Dalam menghadapi dunia global yang membawa
pengaruh materalisme dan pragmatisme, kehadiran kesenian tradisional
dalam hidup bermasyarakat di Madura sangat diperlukan, agar kita tidak
terjebak pada moralitas asing yang bertentangan dengan moralitas lokal
atau jati diri bangsa.
Kita sebagai orang asli Madura harus mengenal budaya Madura yang masih hidup, bahkan yang akan dan telah punah. Pengenalan terhadap berbagai macam kebudayaan Madura tersebut akan diharapkan mampu menggugah rasa kebangsaan kita akan kesenian daerah.
Madura dikenal sebagai wilayah yang tandus namun kaya akan kebudayaan. Kekayaan budaya yang terdapat di Madura dibangun dari berbagai unsur budaya baik dari pengaruh animisme, Hinduisme dan Islam. Perkawinan dari ketiga unsur tersebut sangat dominan mewamai kebudayaan yang ada. Dalam perkembangannya berbagai kesenian yang benafaskan religius, terutama bernuansa Islami temyata lebih menonjol.
Keanekaragaman dan berbagai bentuk seni budaya tradisional yang ada di Madura menunjukkan betapa tinggi budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Kekayaan seni tradisional yang berisi nilai-nilai adiluhur yang berlandaskan nilai religius Islami seharusnya dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda sebagai penerus warisan bangsa.
Kesenian tradisional adalah aset kekayaan budaya lokal yang akan mampu melindungi generasi muda dari pengaruh negatif era globalisasi. Pengaruh budaya global yang demikian gencar melalui media elektronik dan media cetak menyebabkan generasi muda kehilangan jati diri. Dengan mengetahui kebudayaan lokal diharapkan generasi muda mampu menggali potensi kekayaaan seni tradisional sekaligus melestarikannya.
Secara garis besar jenis-jenis kebudayaan tradisional Madura dapat dibagi dalam empat kelompok dan dari masing-masing kelompok tersebut mempunyai tujuan maupun fungsi yang berbeda, adapun jenis-jenis kebudayaan tradisional tersebut adalah:
Pertama, seni musik atau seni suara yaitu tembang macapat, musik saronen dan musik ghul-ghul. Tembang macapat adalah tembang (nyanyian) yang mula-mula dipakai sebagai media untuk memuji Allah SWT (pujian keagamaan) di surau-surau sebelum dilaksanakan shalat wajib, tembang tersebut penuh sentuhan lembut dan membawa kesahduan jiwa. Selain berisi puji-pujian tembang tersebut juga berisi ajaran, anjuran serta ajakan untuk mencintai ilmu pengetahuan, ajaran untuk bersama-sama membenahi kerusakan moral dan budi pekerti, mencari hakekat kebenaran serta membentuk manusia berkepribadian dan berbudaya. Melalui tembang ini setiap manusia diketuk hatinya untuk lebih memahami dan mendalami makna hidup. Syair tembang macapat merupakan manivestasi hubungan manusia dengan alam, serta ketergantungan manusia kepada Sang Penguasa Alam Semesta. Contoh tembang macapat:
Mara kacong ajar onggu, kapenterran mara sare,
Ajari elmo agama, elmo kadunnya‘an pole,
Sala settongnga pabidda, ajari bi' onggu ate.
Nyare elmo patar onggu,
Sala settong ja' paceccer,
Elmo kadunnyaan reya,
Menangka sangona odhi
Dineng eimo agama, menangka sangona mate.
Paccowan kenga‘e kacong, bajangnga je' ella‘e,
Sa‘are samalem coma,
Salat wajib lema kale,
Badha pole salat sonnat, rawatib ban salat lain (anggoyudo, 1983)
Seni musik atau seni suara selanjutnya adalah musik Saronen. Beberapa atraksi kesenian Madura pengiring instrumen musiknya adalah saronen. Musik ini adalah musik yang sangat kompleks dan serbaguna yang mampu menghadirkan nuansa sesuai dengan kepentingannya. Walaupun musik saronen adalah perpaduan dari beberapa alat musik, namun yang paling dominan adalah liuk-liukan alat tiup berupa kerucut sebagai alat musik utama, alat musik tersebut bernama saronen.
Musik saronen berasal dari desa Sendang Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep yang berasal dari kata senninan (hari senin)
Suku Madura terkenal sebagai suku berwatak keras, polos, terbuka dan hangat, sehingga jenis musik riang dan ber irama mars menjadi pilihan yang paling pas. Untuk mengiringi kerapan sapi dimain kan irama sarka yaitu permainan musik yang cepat dan dinamis, sedangkan irama lorongan jhalan (irama sedang) dimainkan pada saat dalam perjalanan menuju lokasi kerapan sapi. Irama lorongan toju’ biasanya memainkan lagu-lagu gending yang ber irama lembut, biasanya digunakan untuk mengiringi pengantin keluar dan pintu gerbang menuju pintu pelaminan.
Jenis seni musik atau sent suara selan jutnya adalah musik ghul-ghul yaitu didominasi oleh gendang (ghul-ghul). Namun dalam perkembangannya permainan musik ini memasukkan alat musik lainnya, baik alat musik tiup maupun alat musik pukul. Ciri spesifik dari alat musik ini adalah terletak pada model gendang yang menggelem bung besar di bagian tengah. Musik ghul-ghul ini diciptakan untuk mengiringi merpati ketika sedang terbang. Iringan musik ini dipakai sebagai sarana hiburan bagi organisasi (perkumpulan) “dara gettak” , ketika membentak kemudian merpati dilepas ke udara, musik ini ditujukan untuk menyemarak kan suasana, musik ghul-ghul ini berasal dari desa Lenteng Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
Kedua, sent tari atau gerak yaitu tan muang sangkal dan tari duplang. Gerakan tari tradisional Madura tidak pemah terlepas dari kata-kata yang tertera dalam Al-Quran seperti kata Allahu atau Muhammad, begitu pula dengan batas-batas gerakan tangan tidak pemah melebihi batas payudara. Tari muang sangkal adalah sent tradisi yang bertahan sampai sekarang, Tari tersebut telah mengalami berbagai perubahan yaitu menjadi tarian wajib untuk menyambut tamu-tamu yang datang ke Sumenep. Sedangkan Tari duplang meru pakan tari yang spesifik, unik dan langka.
Keunikan dari tarian ini disebabkan karena tarian ini merupa kan sebuah penggambaran prosesi yang utuh dari kehidupan seorang wanita desa. Wanita yang bekerja keras sebagai petani yang selama ini terlupakan. Dijalin dan dirangkai dalam gerakan-gerakan yang sangat indah, lemah-lembut, dan lemah gemulai. Tarian ini diciptakan oleh seorang penari keraton bernama Nyi Raisa. Generasi terakhir yang mampu menguasai tarian ini adalah Nyi Suratmi, dan tarian ini jarang dipentaskan setelah adanya pergantian sistem pemerintahan, peralihan dari sistem raja ke bupati. Sejak saat itu tarian ini jarang dipentaskan. Karena tingkat kesulitannya yang sangat tinggi, sehingga banyak penari segan untuk mempelajarinya, maka tidak mengherankan apabila tarian duplang kini tidak dikenal dan diingat lagi oleh seniman-seniman tari generasi berikutnya. Dengan demikian tarian ini benar-benar punah.
Ketiga, upacara ritual yaitu Sandhur Pantel. Masyarakat petani atau masyarakat nelayan tradisional Madura menggunakan upacara ritual sebagai sarana berhubungan dengan mahluk gaib atau media komunikasi dengan Dzat tunggal, pencipta alam semesta.
Setiap melakukan upacara ritual media kesenian menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan. Masyarakat Madura menyebutnya sandhur atau dhamong ghardham, yaitu ritus yang ditarikan, dengan berbagai tujuan antara lain, untuk memohon hujan, menjamin sumur penuh air, untuk menghormati makam keramat, membuang bahaya penyakit atau mencegah musibah, adapun bentuknya berupa tarian dan nyanyian yang diiringi musik.
Daerah-daerah yang mempunyai kesenian ini menyebar di wilayah Madura bagian timur. Batuputih terdapat ritus rokat dangdang, rokat somor, rokat bhuju, rokat thekos jagung. Di Pasongsongan terdapat sandhur lorho’. Di Guluk-guluk terdapat sandhuran duruding, yang dilaksanakan ketika panen jagung dan tembakau, berupa nyanyian laki-laki atau perempuan atau keduanya sekaligus tanpa iringan musik. Musik langsung dimainkan oleh peserta dengan cara menirukan bunyi dari berbagai alat musik. Di lingkungan masyarakat tradisional yang masih mempercayai ritual sandhur panthel yang diguna kan sebagai media penghubung dengan sang pencipta. Namun ritual ini sebenarnya bertentangan dengan agama Islam dan tidak pula diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, jadi ini merupa kan suatu bid’ah dan haram hukumnya jika dilaksanakan.
Berbagai bentuk kesenian adalah aset kekayaan budaya lokal yang akan mampu melindungi anak bangsa dari berbagai hantaman budaya global. Pengaruh budaya global memang saat ini demikian gencarnya, mengalir dari berbagai pintu media massa, sehingga menyebabkan generasi muda kehilangan jati dirinya. Kekayaan seni budaya yang dimiliki oleh suku bangsa di Indonesia lambat laun akan punah, hal itu disebabkan oleh ketidakacuhan dari berbagai unsur, baik pihak pemerintah daerah, instansi pemerintah, tokoh formal maupun informal, masyarakat ataupun kaum generasi muda. Namun yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini, apakah budaya itu pantas atau sesuai dengan ajaran agama Islam...!?? Jika tidak sesuai, maka budaya itu tidaklah wajib dilestarikan.
Keempat, seni pertunjukan berupa kerapan sapi dan topeng dalang. Perlombaan memacu sapi pertama kali diperkenalkan pada abad ke 15 (1561 M) pada masa pemerintahan Pangeran Katandur di keraton Sumenep. Permainan dan perlombaan ini tidak jauh dari kaitannya dengan kegiatan sehari-hari para petani, dalam arti permainan ini mem berikan motivasi kepada kewajiban petani terhadap sawah ladangnya dan disamping itu agar petani meningkatkan produksi ternak sapinya.
Namun, perlombaan kerapan sapi kini tidak seperti dulu lagi dan telah disalahgunakan sehingga lebih banyak mudharat daripada manfaatnya. Masalahnya banyak di antara para pemain dan penonton yang melupakan kewajibannya sebagai hamba Allah SWT, yakni mereka tidak lagi mendirikan shalat (Lupa Tuhan, ingat sapi). Kerapan sapi memang telah menjadi identitas, trade mark dan simbol keperkasaan dan kekayaan aset Kebudayaan Madura. Di sektor pariwisata, kerapan sapi mempakan pemasok utama Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD), karena dari sektor ini para wisatawan mancanegara maupun domestik datang ke Madura untuk menyaksikan kerapan sapi.
Namun sangat disayangkan karena yang terjadi saat ini, para wisatawan mancanegara maupun domestik sudah sedikit mau datang untuk menonton perlombaan kerapan sapi, hal ini disebabkan karena mereka melihat adanya penyiksaan terhadap binatang dengan memberikan sesuatu benda tajam dan lainnya kepada sapi, agar sapinya berlari lebih kencang dan menjadi pemenang. Selain itu, tidak sedikit dari penonton yang menjadikan perlombaan kerapan sapi sebagai arena pertaruhan judi. Maka pantaskah budaya ini terus dilestarikan lagi, jika begini jadinya..??
Seni pertunjukan selanjutnya adalah topeng dalang, konon topeng dikatakan sebagai kesenian yang paling tua. Adapun bentuk topeng yang di kembangkan di Madura berbeda dengan topeng yang ada di Jawa, Sunda dan Bali. Topeng Madura pada umumnya lebih kecil bentuknya dan hampir semua topeng diukir pada bagian atas kepala dengan berbagai ragam hias. Ragam hias yang paling populer adalah hiasan bunga melati. Adapun penggambaran karakter pada topeng dalang selain tampak pada bentuk muka juga dalam pemilihan wama, untuk tokoh yang berjiwa bersih digunakan wama putih, wama merah untuk tokoh tenang dan penuh kasih sayang, wama hitam untuk tokoh yang arif dan bijaksana bersih dari nafsu duniawi, kuning emas untuk tokoh yang anggun dan berwibawa, wama kuning untuk tokoh yang pemarah, licik dan sombong.
Setiap pementasan topeng dalang seluruh pemainnya didominasi laki-laki, penari sebanyak kira-kira 15-25 orang dalam lakon yang dipentaskan semalam suntuk, adapun aksesoris nya adalah taropong, sapiturung, ghungseng, kalong, rambut dan badung. Sedangkan untuk pemeran wanita aksesoris tambahannya adalah berupa sampur, kalung ular, gelang dan jamang. Teater topeng dalang Madura adalah satu-satunya teater tradisional yang mampu menaikkan pamor seni tradisi. Di era tahun 80-an sampai dengan tahun 90-an topeng dalang Sumenep melanglang buana sampai ke benua Amerika, Asia dan Eropa, kota-kota besar yang disinggahi adalah London, Amsterdam, Belgia, Perancis, Jepang dan New York. Penampilan seni tradisional ini mampu memikat, memukau dan menghipnotis serta menimbulkan decak kagum para penonton, begitu hangat sam butan masyarakat intemasional terhadap kesenian topeng dalang.
Namun sangatlah disayangkan, kekaguman yang pemah dibangun oleh para dalang di masa lalu, saat ini mulai pudar karena tidak adanya peminat, kesenian ini mulai berkurang terutama di masyarakat perkotaan, karena dianggap ketinggalan zaman. Saat ini pementasannya hanya dilakukan di daerah pinggiran yang masih peduli dan mencintai kesenian ini. Seni teater tradisional yang dimiliki suku bangsa Madura menunjukkan betapa tinggi nilai budaya yang dimiliki oleh suku bangsa ini. Nilai-nilai adiluhur yang berlandas kan nilai keagamaan, seharusnya diperkenalkan kembali kepada generasi penerus sebagai pemilik sah atau pewaris budaya. Apalagi regenerasi serta pelestarian dikemas dalam bentuk yang luwes dan fleksibel sesuai dengan perkembangan yang ada. Sebagaimana wali songo menjadikan media kesenian sebagai sarana dakwah tanpa kehilangan nilai-nilai filosofi serta jati diri.
Maka dengan demikian, pihak Pemerintah Daerah, masyarakat dan khususnya generasi muda pelajar saat ini haruss menjadi tonggak sebagai pelestari budaya daerah Madura, agar budaya yang telah ada tidak hilang atau punah dan akan terus menjadi kebanggaan bangsa. Namun budaya itu juga harus sesuai dan tidak lepas dari norma atau aturan agama Islam, sehingga tidak termasuk budaya yang tidak diperbolehkan dan haram menurut agama.
Macopat atau juga ada yang menyebutnya dengan mamaca, merupakan kebudayaan madura yang juga bisa dikategorikan berbentuk kesenian. Tembang yang ditulis dengan bahasa jawa ini dilantunkan dengan syair-syair tertentu, atau juga yang dikanal dengan istilah tembeng.
Biasanya dalam pembacaan macopat ini terkadang diringi dengan alunan musik, dan yang sering dengan menggunakan seruling.
2. Ritual Ojung
Pelaksanaan ritual Ojung dalam bentuknya sejenis permainan yang melibatkan dua orang untuk beradu fisik dengan dilengkapi media rotan berukuran besar sepanjang 1 meter sebagai alat memukul.ritual ini biasanya diselenggarakan agar segera turun hujan dan terhindar dari malapetaka akibat kekeringan musim kemarau.Dan biasanya diiringi dengan musik yang jarang dijumpai di daerah lain yang terdiri dari 3 buah dung-dung (akar pohon siwalan) yang dilubangi di tengahnya sehingga bunyinya seperti bas, dan kerca serta satu alat musik kleningan sebagai pengatur lagu.
3. Kebudayaan Rokat Tase’ (Petik Laut)
Tradisi ” Rokat Tase’ ” dilakukan untuk mensyukuri karunia serta nikmat yang diberikan oleh sang maha pencipta yaitu Allah SWT. Dan juga agar diberikan keselamatan dan kelancaran rezeki dalam bekerja.Ritual atau tradisi tersebut, biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighotsah dan tahlil bersama oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat.Setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai rasa ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan yang berwarna-warni, tumpeng, ikan-ikan, dan lain sebagainya. Ritual atau tradisi tersebut disebut ” Rokat Tase’ ” oleh penduduk setempat.
4. Kebudayaan Okol
Okol, istilah warga Madura untuk menyebutkan olahraga gulat tradisional.Tradisi okol biasa dilakukan pada saat musim kemarau berkepanjangan melanda. Namun apabila kita lihat baik dari tujuan maupun pelaksanaannya okol hampir sama dengan kebudayaan ojung
5. Kebudayaan Rokat
Kebudayaan Rokat yang ada di Madura dilakukan dengan maksud jika dalam suatu keluarga hanya ada satu orang laki-laki dari lima bersaudara (pandapa lema’), maka harus diadakan acara Rokat. Acara Rokat ini biasanya dilaksanakan dengan mengundang topeng (nangge’ topeng) yang diiringi dengan alunan musik gamelan Madura dan sembari dibacakan macopat (mamaca). cc : digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Sumber :.http://fariddikiperdana.blogspot.com/2013/02/kebudayaan-madura.html
Kita sebagai orang asli Madura harus mengenal budaya Madura yang masih hidup, bahkan yang akan dan telah punah. Pengenalan terhadap berbagai macam kebudayaan Madura tersebut akan diharapkan mampu menggugah rasa kebangsaan kita akan kesenian daerah.
Madura dikenal sebagai wilayah yang tandus namun kaya akan kebudayaan. Kekayaan budaya yang terdapat di Madura dibangun dari berbagai unsur budaya baik dari pengaruh animisme, Hinduisme dan Islam. Perkawinan dari ketiga unsur tersebut sangat dominan mewamai kebudayaan yang ada. Dalam perkembangannya berbagai kesenian yang benafaskan religius, terutama bernuansa Islami temyata lebih menonjol.
Keanekaragaman dan berbagai bentuk seni budaya tradisional yang ada di Madura menunjukkan betapa tinggi budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Kekayaan seni tradisional yang berisi nilai-nilai adiluhur yang berlandaskan nilai religius Islami seharusnya dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda sebagai penerus warisan bangsa.
Kesenian tradisional adalah aset kekayaan budaya lokal yang akan mampu melindungi generasi muda dari pengaruh negatif era globalisasi. Pengaruh budaya global yang demikian gencar melalui media elektronik dan media cetak menyebabkan generasi muda kehilangan jati diri. Dengan mengetahui kebudayaan lokal diharapkan generasi muda mampu menggali potensi kekayaaan seni tradisional sekaligus melestarikannya.
Secara garis besar jenis-jenis kebudayaan tradisional Madura dapat dibagi dalam empat kelompok dan dari masing-masing kelompok tersebut mempunyai tujuan maupun fungsi yang berbeda, adapun jenis-jenis kebudayaan tradisional tersebut adalah:
Pertama, seni musik atau seni suara yaitu tembang macapat, musik saronen dan musik ghul-ghul. Tembang macapat adalah tembang (nyanyian) yang mula-mula dipakai sebagai media untuk memuji Allah SWT (pujian keagamaan) di surau-surau sebelum dilaksanakan shalat wajib, tembang tersebut penuh sentuhan lembut dan membawa kesahduan jiwa. Selain berisi puji-pujian tembang tersebut juga berisi ajaran, anjuran serta ajakan untuk mencintai ilmu pengetahuan, ajaran untuk bersama-sama membenahi kerusakan moral dan budi pekerti, mencari hakekat kebenaran serta membentuk manusia berkepribadian dan berbudaya. Melalui tembang ini setiap manusia diketuk hatinya untuk lebih memahami dan mendalami makna hidup. Syair tembang macapat merupakan manivestasi hubungan manusia dengan alam, serta ketergantungan manusia kepada Sang Penguasa Alam Semesta. Contoh tembang macapat:
Mara kacong ajar onggu, kapenterran mara sare,
Ajari elmo agama, elmo kadunnya‘an pole,
Sala settongnga pabidda, ajari bi' onggu ate.
Nyare elmo patar onggu,
Sala settong ja' paceccer,
Elmo kadunnyaan reya,
Menangka sangona odhi
Dineng eimo agama, menangka sangona mate.
Paccowan kenga‘e kacong, bajangnga je' ella‘e,
Sa‘are samalem coma,
Salat wajib lema kale,
Badha pole salat sonnat, rawatib ban salat lain (anggoyudo, 1983)
Seni musik atau seni suara selanjutnya adalah musik Saronen. Beberapa atraksi kesenian Madura pengiring instrumen musiknya adalah saronen. Musik ini adalah musik yang sangat kompleks dan serbaguna yang mampu menghadirkan nuansa sesuai dengan kepentingannya. Walaupun musik saronen adalah perpaduan dari beberapa alat musik, namun yang paling dominan adalah liuk-liukan alat tiup berupa kerucut sebagai alat musik utama, alat musik tersebut bernama saronen.
Musik saronen berasal dari desa Sendang Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep yang berasal dari kata senninan (hari senin)
Suku Madura terkenal sebagai suku berwatak keras, polos, terbuka dan hangat, sehingga jenis musik riang dan ber irama mars menjadi pilihan yang paling pas. Untuk mengiringi kerapan sapi dimain kan irama sarka yaitu permainan musik yang cepat dan dinamis, sedangkan irama lorongan jhalan (irama sedang) dimainkan pada saat dalam perjalanan menuju lokasi kerapan sapi. Irama lorongan toju’ biasanya memainkan lagu-lagu gending yang ber irama lembut, biasanya digunakan untuk mengiringi pengantin keluar dan pintu gerbang menuju pintu pelaminan.
Jenis seni musik atau sent suara selan jutnya adalah musik ghul-ghul yaitu didominasi oleh gendang (ghul-ghul). Namun dalam perkembangannya permainan musik ini memasukkan alat musik lainnya, baik alat musik tiup maupun alat musik pukul. Ciri spesifik dari alat musik ini adalah terletak pada model gendang yang menggelem bung besar di bagian tengah. Musik ghul-ghul ini diciptakan untuk mengiringi merpati ketika sedang terbang. Iringan musik ini dipakai sebagai sarana hiburan bagi organisasi (perkumpulan) “dara gettak” , ketika membentak kemudian merpati dilepas ke udara, musik ini ditujukan untuk menyemarak kan suasana, musik ghul-ghul ini berasal dari desa Lenteng Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
Kedua, sent tari atau gerak yaitu tan muang sangkal dan tari duplang. Gerakan tari tradisional Madura tidak pemah terlepas dari kata-kata yang tertera dalam Al-Quran seperti kata Allahu atau Muhammad, begitu pula dengan batas-batas gerakan tangan tidak pemah melebihi batas payudara. Tari muang sangkal adalah sent tradisi yang bertahan sampai sekarang, Tari tersebut telah mengalami berbagai perubahan yaitu menjadi tarian wajib untuk menyambut tamu-tamu yang datang ke Sumenep. Sedangkan Tari duplang meru pakan tari yang spesifik, unik dan langka.
Keunikan dari tarian ini disebabkan karena tarian ini merupa kan sebuah penggambaran prosesi yang utuh dari kehidupan seorang wanita desa. Wanita yang bekerja keras sebagai petani yang selama ini terlupakan. Dijalin dan dirangkai dalam gerakan-gerakan yang sangat indah, lemah-lembut, dan lemah gemulai. Tarian ini diciptakan oleh seorang penari keraton bernama Nyi Raisa. Generasi terakhir yang mampu menguasai tarian ini adalah Nyi Suratmi, dan tarian ini jarang dipentaskan setelah adanya pergantian sistem pemerintahan, peralihan dari sistem raja ke bupati. Sejak saat itu tarian ini jarang dipentaskan. Karena tingkat kesulitannya yang sangat tinggi, sehingga banyak penari segan untuk mempelajarinya, maka tidak mengherankan apabila tarian duplang kini tidak dikenal dan diingat lagi oleh seniman-seniman tari generasi berikutnya. Dengan demikian tarian ini benar-benar punah.
Ketiga, upacara ritual yaitu Sandhur Pantel. Masyarakat petani atau masyarakat nelayan tradisional Madura menggunakan upacara ritual sebagai sarana berhubungan dengan mahluk gaib atau media komunikasi dengan Dzat tunggal, pencipta alam semesta.
Setiap melakukan upacara ritual media kesenian menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan. Masyarakat Madura menyebutnya sandhur atau dhamong ghardham, yaitu ritus yang ditarikan, dengan berbagai tujuan antara lain, untuk memohon hujan, menjamin sumur penuh air, untuk menghormati makam keramat, membuang bahaya penyakit atau mencegah musibah, adapun bentuknya berupa tarian dan nyanyian yang diiringi musik.
Daerah-daerah yang mempunyai kesenian ini menyebar di wilayah Madura bagian timur. Batuputih terdapat ritus rokat dangdang, rokat somor, rokat bhuju, rokat thekos jagung. Di Pasongsongan terdapat sandhur lorho’. Di Guluk-guluk terdapat sandhuran duruding, yang dilaksanakan ketika panen jagung dan tembakau, berupa nyanyian laki-laki atau perempuan atau keduanya sekaligus tanpa iringan musik. Musik langsung dimainkan oleh peserta dengan cara menirukan bunyi dari berbagai alat musik. Di lingkungan masyarakat tradisional yang masih mempercayai ritual sandhur panthel yang diguna kan sebagai media penghubung dengan sang pencipta. Namun ritual ini sebenarnya bertentangan dengan agama Islam dan tidak pula diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, jadi ini merupa kan suatu bid’ah dan haram hukumnya jika dilaksanakan.
Berbagai bentuk kesenian adalah aset kekayaan budaya lokal yang akan mampu melindungi anak bangsa dari berbagai hantaman budaya global. Pengaruh budaya global memang saat ini demikian gencarnya, mengalir dari berbagai pintu media massa, sehingga menyebabkan generasi muda kehilangan jati dirinya. Kekayaan seni budaya yang dimiliki oleh suku bangsa di Indonesia lambat laun akan punah, hal itu disebabkan oleh ketidakacuhan dari berbagai unsur, baik pihak pemerintah daerah, instansi pemerintah, tokoh formal maupun informal, masyarakat ataupun kaum generasi muda. Namun yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini, apakah budaya itu pantas atau sesuai dengan ajaran agama Islam...!?? Jika tidak sesuai, maka budaya itu tidaklah wajib dilestarikan.
Keempat, seni pertunjukan berupa kerapan sapi dan topeng dalang. Perlombaan memacu sapi pertama kali diperkenalkan pada abad ke 15 (1561 M) pada masa pemerintahan Pangeran Katandur di keraton Sumenep. Permainan dan perlombaan ini tidak jauh dari kaitannya dengan kegiatan sehari-hari para petani, dalam arti permainan ini mem berikan motivasi kepada kewajiban petani terhadap sawah ladangnya dan disamping itu agar petani meningkatkan produksi ternak sapinya.
Namun, perlombaan kerapan sapi kini tidak seperti dulu lagi dan telah disalahgunakan sehingga lebih banyak mudharat daripada manfaatnya. Masalahnya banyak di antara para pemain dan penonton yang melupakan kewajibannya sebagai hamba Allah SWT, yakni mereka tidak lagi mendirikan shalat (Lupa Tuhan, ingat sapi). Kerapan sapi memang telah menjadi identitas, trade mark dan simbol keperkasaan dan kekayaan aset Kebudayaan Madura. Di sektor pariwisata, kerapan sapi mempakan pemasok utama Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD), karena dari sektor ini para wisatawan mancanegara maupun domestik datang ke Madura untuk menyaksikan kerapan sapi.
Namun sangat disayangkan karena yang terjadi saat ini, para wisatawan mancanegara maupun domestik sudah sedikit mau datang untuk menonton perlombaan kerapan sapi, hal ini disebabkan karena mereka melihat adanya penyiksaan terhadap binatang dengan memberikan sesuatu benda tajam dan lainnya kepada sapi, agar sapinya berlari lebih kencang dan menjadi pemenang. Selain itu, tidak sedikit dari penonton yang menjadikan perlombaan kerapan sapi sebagai arena pertaruhan judi. Maka pantaskah budaya ini terus dilestarikan lagi, jika begini jadinya..??
Seni pertunjukan selanjutnya adalah topeng dalang, konon topeng dikatakan sebagai kesenian yang paling tua. Adapun bentuk topeng yang di kembangkan di Madura berbeda dengan topeng yang ada di Jawa, Sunda dan Bali. Topeng Madura pada umumnya lebih kecil bentuknya dan hampir semua topeng diukir pada bagian atas kepala dengan berbagai ragam hias. Ragam hias yang paling populer adalah hiasan bunga melati. Adapun penggambaran karakter pada topeng dalang selain tampak pada bentuk muka juga dalam pemilihan wama, untuk tokoh yang berjiwa bersih digunakan wama putih, wama merah untuk tokoh tenang dan penuh kasih sayang, wama hitam untuk tokoh yang arif dan bijaksana bersih dari nafsu duniawi, kuning emas untuk tokoh yang anggun dan berwibawa, wama kuning untuk tokoh yang pemarah, licik dan sombong.
Setiap pementasan topeng dalang seluruh pemainnya didominasi laki-laki, penari sebanyak kira-kira 15-25 orang dalam lakon yang dipentaskan semalam suntuk, adapun aksesoris nya adalah taropong, sapiturung, ghungseng, kalong, rambut dan badung. Sedangkan untuk pemeran wanita aksesoris tambahannya adalah berupa sampur, kalung ular, gelang dan jamang. Teater topeng dalang Madura adalah satu-satunya teater tradisional yang mampu menaikkan pamor seni tradisi. Di era tahun 80-an sampai dengan tahun 90-an topeng dalang Sumenep melanglang buana sampai ke benua Amerika, Asia dan Eropa, kota-kota besar yang disinggahi adalah London, Amsterdam, Belgia, Perancis, Jepang dan New York. Penampilan seni tradisional ini mampu memikat, memukau dan menghipnotis serta menimbulkan decak kagum para penonton, begitu hangat sam butan masyarakat intemasional terhadap kesenian topeng dalang.
Namun sangatlah disayangkan, kekaguman yang pemah dibangun oleh para dalang di masa lalu, saat ini mulai pudar karena tidak adanya peminat, kesenian ini mulai berkurang terutama di masyarakat perkotaan, karena dianggap ketinggalan zaman. Saat ini pementasannya hanya dilakukan di daerah pinggiran yang masih peduli dan mencintai kesenian ini. Seni teater tradisional yang dimiliki suku bangsa Madura menunjukkan betapa tinggi nilai budaya yang dimiliki oleh suku bangsa ini. Nilai-nilai adiluhur yang berlandas kan nilai keagamaan, seharusnya diperkenalkan kembali kepada generasi penerus sebagai pemilik sah atau pewaris budaya. Apalagi regenerasi serta pelestarian dikemas dalam bentuk yang luwes dan fleksibel sesuai dengan perkembangan yang ada. Sebagaimana wali songo menjadikan media kesenian sebagai sarana dakwah tanpa kehilangan nilai-nilai filosofi serta jati diri.
Maka dengan demikian, pihak Pemerintah Daerah, masyarakat dan khususnya generasi muda pelajar saat ini haruss menjadi tonggak sebagai pelestari budaya daerah Madura, agar budaya yang telah ada tidak hilang atau punah dan akan terus menjadi kebanggaan bangsa. Namun budaya itu juga harus sesuai dan tidak lepas dari norma atau aturan agama Islam, sehingga tidak termasuk budaya yang tidak diperbolehkan dan haram menurut agama.
Budaya Madura Beda dengan Jawa
Madura
adalah nama pulau yang terletak di sebelah utara Jawa Timur. Pulau
Madura ini besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil dari pulau
Bali), dengan penduduk sebanyak 4 juta jiwa. Madura dibagi menjadi 4
kabupaten, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Bangkalan
berada di ujung paling barat pulau Madura dan saat ini telah dibangun
jembatan terpanjang di Indonesia, jembatan Suramadu (Surabaya-Madura),
merupakan salah satu kawasan perkembangan Surabaya, serta tercakup dalam
Gerbangkertosusila. Dan uniknya Sumenep yang merupakan salah satu
kabupaten di Madura selain terdiri dari wilayah daratan, terdiri pula
dari kepulauan yang berjumlah 126 pulau.
Meski
kebanyakan wilayah yang termasuk kawasan Madura adalah kepulauan, namun
Madura tetap memiliki kebudayaan tersendiri. Budaya Madura berbeda
dengan budaya Jawa. Kebudayaan Madura yang bersumber dari kraton,
sedikit banyak terpengaruh oleh kebudayaan kraton Jawa. Baik dalam
bidang seni, tari, macopat, bahasa, ataupun gending-gending gamelan.
Namun hal ini bukan berarti Madura tidak memiliki akar budaya sendiri.
Perbedaan
yang cukup mencolok dapat terlihat dalam kehidupan keseharian, sifat
orang Madura yang lebih egaliter dan terbuka, berbeda dengan sifat orang
Jawa yang mempunyai sifat “ewuh pakewuh“. Dalam hal mencari
rezeki pun, orang-orang Madura sejak masa lalu sudah berani merantau ke
luar pulau. Hal ini terbukti dengan banyaknya orang Madura yang tersebar
hampir di seluruh penjuru Negeri bahkan sampai-sampai di luar negeri
pun ada.
Masyarakat
Madura dikenal juga memiliki budaya yang khas, unik, stereotipikal, dan
stigmatik. Istilah khas disini
menunjukkan bahwa entitas etnik Madura memiliki kekhususan-kultural
yang tidak serupa dengan etnografi komunitas etnik lain.
Kekhususan-kultural ini antara lain tampak pada ketaatan, ketundukan,
dan kepasrahan mereka kepada empat figur utama dalam kehidupan yaitu Buppa,
Babu, Guruh, ban Ratoh (Ayah, Ibu, Guru dan Pemimpin Pemerintahan).
Selain
itu pula Madura masih memiliki beberapa nilai budaya yang perlu untuk
dilestarikan dan dikembangkan. Diantaranya adalah ungkapan-ungkapan
seperti: “Manossa coma dharma“, ungkapan ini menunjukkan
keyakinan akan kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa. “Abhantal ombha’
asapo’ angen, abhantal syahadad asapo’ iman“, menunjukkan akan
berjalin kelindannya budaya Madura dengan nilai-nilai Islam. ” Bango’
jhuba’a e ada’ etembang jhuba’ a e budi “, lebih baik jelek di
depan daripada jelek di belakang. “Asel ta’ adhina asal“,
mengingatkan kita untuk tidak lupa diri ketika menjadi orang yang sukses
dan selalu ingat akan asal mula keberadaan diri. “Lakonna lakone,
kennengngana kennengnge” sama halnya dengan ungkapan “The right
man in the right place“. “Pae’ jha’ dhuli palowa, manes jha’
dhuli kalodu“,
nasehat agar kita tidak terburu-buru mengambil keputusan hanya
berdasarkan fenomena. Kita harus mendalami akar permasalahan, baru
diadakan analisis untuk kemudian menetapkan kebijakan. “Karkar colpe’“,
bisa dikembangkan untuk menumbuhkan sikap bekerja keras dan cerdas,
apabila kita ingin menuai hasil yang ingin dinikmati.
Keunikan
yang lain dari budaya Madura adalah pada dasarnya dibentuk dan
dipengaruhi oleh kondisi geografis dan topografis masyarakat Madura yang
kebanyakan hidup di daerah pesisir, sehingga mayoritas penduduk Madura
memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Jenis-jenis kebudayaan Madura
1. Kebudayaan Macopat (Mamaca)Macopat atau juga ada yang menyebutnya dengan mamaca, merupakan kebudayaan madura yang juga bisa dikategorikan berbentuk kesenian. Tembang yang ditulis dengan bahasa jawa ini dilantunkan dengan syair-syair tertentu, atau juga yang dikanal dengan istilah tembeng.
Biasanya dalam pembacaan macopat ini terkadang diringi dengan alunan musik, dan yang sering dengan menggunakan seruling.
2. Ritual Ojung
Pelaksanaan ritual Ojung dalam bentuknya sejenis permainan yang melibatkan dua orang untuk beradu fisik dengan dilengkapi media rotan berukuran besar sepanjang 1 meter sebagai alat memukul.ritual ini biasanya diselenggarakan agar segera turun hujan dan terhindar dari malapetaka akibat kekeringan musim kemarau.Dan biasanya diiringi dengan musik yang jarang dijumpai di daerah lain yang terdiri dari 3 buah dung-dung (akar pohon siwalan) yang dilubangi di tengahnya sehingga bunyinya seperti bas, dan kerca serta satu alat musik kleningan sebagai pengatur lagu.
3. Kebudayaan Rokat Tase’ (Petik Laut)
Tradisi ” Rokat Tase’ ” dilakukan untuk mensyukuri karunia serta nikmat yang diberikan oleh sang maha pencipta yaitu Allah SWT. Dan juga agar diberikan keselamatan dan kelancaran rezeki dalam bekerja.Ritual atau tradisi tersebut, biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighotsah dan tahlil bersama oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat.Setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai rasa ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan yang berwarna-warni, tumpeng, ikan-ikan, dan lain sebagainya. Ritual atau tradisi tersebut disebut ” Rokat Tase’ ” oleh penduduk setempat.
4. Kebudayaan Okol
Okol, istilah warga Madura untuk menyebutkan olahraga gulat tradisional.Tradisi okol biasa dilakukan pada saat musim kemarau berkepanjangan melanda. Namun apabila kita lihat baik dari tujuan maupun pelaksanaannya okol hampir sama dengan kebudayaan ojung
5. Kebudayaan Rokat
Kebudayaan Rokat yang ada di Madura dilakukan dengan maksud jika dalam suatu keluarga hanya ada satu orang laki-laki dari lima bersaudara (pandapa lema’), maka harus diadakan acara Rokat. Acara Rokat ini biasanya dilaksanakan dengan mengundang topeng (nangge’ topeng) yang diiringi dengan alunan musik gamelan Madura dan sembari dibacakan macopat (mamaca). cc : digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Sumber :.http://fariddikiperdana.blogspot.com/2013/02/kebudayaan-madura.html
Wisata Madura Jawa Timur
Jembatan Suramadu adalah jembatan terpanjang di Indonesia dan juga merupakan salah satu ikon kota Surabaya yang memiliki panjang 5.438 meter.
Jembatan ini menghubungkan antara pulau garam Madura dengan pulau Jawa
(Surabaya). Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden
saat itu Megawati Soekarno Putri pada tanggal 20 Agustus 2003 dan dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 Juni 2009. Untuk membangun jembatan ini membutuhkan waktu kurang lebih 6 tahun dan biaya sebesar 4,5 triliun rupiah.
Pembangunan jembatan yang berada diatas selat madura ini bertujuan untuk
pemerataan pembangunan infrastruktur dan ekonomi di sisi pulau madura
yang relatif tertinggal di bandingkan dengan kota tetangganya yaitu
Surabaya. Jembatan ini memiliki 4 jalur yaitu 2 jalur untuk roda empat
atau lebih dan 2 jalur untuk roda dua.
Bagi sobat yang ingin melewati jembatan tersebut harus terlebih dahulu membeli tiket seperti layaknya jalan tol. Untuk roda empat tarifnya sebesar Rp 30.000, sedangkan untuk roda dua sebesar Rp 3.000.
Untuk sobat yang narsis abis, sobat bisa berfoto ria diatas jembatan
tersebut, sebaiknya bila ingin pemandangan yang bagus lebih baik foto
pada malam hari karena di jembatan suramadu tersebut dihiasi lampu warna
- warni yang indah. Tapi sobat harus pintar - pintar membaca situasi
karena peraturan di jembatan tersebut tidak diperbolehkan untuk berhenti
sehingga bila sobat apes, sobat bisa ditilang oleh petugas/polisi yang
sering patroli di jembatan tersebut.
Untuk mengakomodasi kapal laut yang melintasi selat madura, jembatan ini
memberikan ruang bebas setinggi 35 meter agar kapal bisa melintas
dibawahnya. Jembatan yang memiliki lebar 30 meter ini memang
sangat bermanfaat bagi semua baik warga Surabaya maupun Madura karena
dengan adanya jembatan suramadu ini, orang - orang yang akan menyeberang
ke madura atau sebaliknya tidak usah repot antri menunggu kapal
penyeberangan yang ada di tanjung perak atau kamal.
Proyek jembatan suramadu ini sendiri pertama kali digagas pada tahun 1960an oleh Ir.Sedyatmo
(alm) yang tadinya direncanakan untuk membuat jembatan yang
menghubungkan pulau jawa dan sumatera. Dan gagasan ini mendapat respon
positif dari presiden saat itu Soeharto (alm) dan pada awal Juni 1986 presiden Soeharto menunjuk Menristek BJ Habibie untuk melakukan kajian dan akhirnya bisa berdiri sekarang.
Ada keunikan pada jembatan ini, bila dilihat dari jauh maka kelihatan
jembatan ini begitu menanjak di bagian tengahnya tapi bila kita
melewatinya tidak ada bagian yang sangat menanjak itu yang ada hanya
jalan yang sedikit landai. cc : digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Sumber : http://balibackpacker.blogspot.com/2012/08/jembatan-suramadu-jembatan-terpanjang.html
Sumber : http://balibackpacker.blogspot.com/2012/08/jembatan-suramadu-jembatan-terpanjang.html
Wisata Religi Mdura Jawa Timur
Masjid Agung Sumenep
Masjid Agung Sumenep ini terletak di jantung kota Sumenep, tepatnya di depan Tamana Kota Adipura. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang memiliki ciri design yang dipengaruhi oleh gaya Islam, Cina dan Eropa.Akulturasi design yang langsung bisa dilihat adalah dari pintu gerbangnya, yang terlihat kokoh layaknya sebuah benteng di Roma dengan pintu kayu kuno. Masjid ini di bangun oleh Tumenggung Arya Notokusumo I, yang terkenal dengan Panembahan Sumolo.
Masjid ini dibangun setelah pembangunan Kraton Sumenep dengan arsitek yang sama dengan pembangunan Kraton yaitu, Lauw Piango. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 1198 H atau 1779 Masehi dan selesai pada tahun 1206 H atau 1787 M.
Setelah pembangunan masjid ini selesai, Pangeran Notokusuma memberikan wasiat yang harus dipatuhi, dan berbunyi:
"Masjid ini adalah Baitullah, berwasiat Pangeran Natakusuma penguasa di negeri/keraton Sumenep. Sesungguhnya wasiatku kepada orang yang memerintah (selaku penguasa) dan menegakkan kebaikan. Jika terdapat Masjid ini sesudahku (keadaan) aib, maka perbaiki. Karena sesungguhnya Masjid ini wakaf, tidak boleh diwariskan, dan tidak boleh dijual, dan tidak boleh dirusak."
Sejak saat itu, masyarakat sekitar masjid selalu berpartipasi untuk mengurus masjid ini agar selalu kuat menghadapi waktu. cc : digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Sumber : http://www.eastjava.com/tourism/sumenep/ina/great_mosque.html
Makanan Khas Madura Jawa Timur
Sate Madura Dan Sejarahnya
Sate atau satay atau satai adalah makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil,dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang batok. Sate kemudian disajikan dengan berbagai macam bumbu (bergantung pada variasi resep sate).
Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, tetapi sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya. Versi Jepang disebut yakitori.
Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging bisa dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya,
Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa sambal kecap, sambal kacang, atau yang lainnya. Untuk sate bebek Tambak menu lengkapnya adalah sate, saus bumbu manis kacang tanah atau bumbu pedas (menurut selera) dan irisan tomat serta mentimun. Lalu sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan dengan lontong. Kadang-kadang sate dimakan dengan ketupat.cc : digilib.umm.ac.id fransiskaarintiana.wordpress.com memedian9@gmail.com danajr486.wordpress.com dennyrezano08.blogspot.com rahmanhidayat12.blogspot.com
Sumber : http://madurasate.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)